Monday, December 31, 2012

DAWET D’ KRATON TENAR BERKAT FACE BOOK


Siapa bilang ibu rumah tangga tidak bisa berwirausaha ? Dan siapa bilang berwirausaha harus dengan modal besar ? Tengok kisah sukses berikut ini. Nama lengkapnya Rania Rini Swariyanti, namun lebih suka disebut Bu Rania. Namanya saat ini sedang melambung dikenal sebagai owner Dawet D’Kraton. Karena kelezatannya dawet yang satu ini menjadi buah bibir masyarakat, rasanya khas, berbeda dengan dawet yang sudah ada.

Mantan guru ini memulai usaha bidang kuliner bermula dari iseng-iseng. Awalnya mengikuti pameran Pesona Taman Balaikambang yang berlangsung selama sepekan awal tahun 2012. Hanya bermodalkan Rp 200 ribu. Ibu empat orang anak ini membuka stand dawet. Tanpa diduga, dagangannya laris manis, tengah hari, sebelum acara berakhir, sudah ludes.

Komentar pembeli, dawetnya enak sekali. Mereka pun bertanya kalau beli di mana ?  “ Sejak itulah saya berpikir untuk menekuni bisnis ini, tidak sekedar hanya iseng-iseng. Bulan Mei 2012 saya putuskan membuka usaha di jalan Adi Sucipto 135, Solo, tepatnya disebelah barat Kantor DPRD Surakarta “ ungkapnya.

Namun ternyata memulai usaha tidak selalu mulus. Minggu pertama pengunjung sepi, “ Rata-rata perhari hanya sepuluh pembeli “, ungkapnya. Namun Bu Rania tidak patah arang. Berbagai cara dilakukan untuk mempromosikan dawetnya yang khas ini. Salah satunya melalui media social, yaitu facebook dan twitter. Di luar dugaan hasilnya luar biasa. Penghunjung mulai berdatangan ke tempatnya, terutama dari teman-temannya dan kenalan di facebook. Tidak hanya dari  kota Solo, justru tidak sedikit yang berasal dari  luar  Solo.

Apa motivasi menekuni kuliner ? “ Saya ingin melestarikan dawet Solo, yang dulu pernah berjaya dan terkenal sangat enak dan lezat “ ungkapnya. Menurutnya nama dawet  D ‘ Kraton memiliki makna yaitu D dari kata desa  Dibal. Tempat bakul dawet yang sangat terkenal  di masa lalu, tepatnya di sebelah barat Bandara Adi Sumarmo,  di Kecamatan Ngemplak, Boyolali. Konon dawet dari desa Dibal ini sangat digandrungi  kalangan  priyayi kraton Solo. Dawet dari desa Dibal ini pun akhirnya  identik dengan dawet Solo.

Kini D’Kraton memiliki 12 menu dawet. Mulai dari dawet klasik, dawet nangka, dawet durian sampai dawet bugar special, dengan kisaran harga Rp 4.000,00 sd Rp 10.000,00. Di samping dawet juga disediakan menu makan ringan dan berat yang kesemuanya khas Solo dari harga 5 ribu sampai 11 ribu rupiah.

Apa obsesi Bu Rania ? “ Saya bermimpi dawet D’Kraton bisa membuka outlet di seluruh Indonesia. Saat ini sedang disiapkan untuk mewaralabakan dawet D’ Kraton. Permintaan sudah banyak baik dari kota-kota di Jawa maupun luar Jawa “, ungkapnya menutup perbicancangan. Ayo siapa mau mencoba ?